Minggu, 02 Mei 2010

Analisis Pengaruh Perubahan Modal Kerja terhadap Profitabilitas : Studi pada Perusahaan Consumer Goods di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN


I.1. Latar Belakang

Dalam suatu perusahaan kita mengenal istilah memaksimalkan laba perusahaan yang sering disebut dengan tujuan perusahaan. Hal ini tentunya terkait dengan rangkaian kejadian yang berisikan tentang pengoptimalisasian operasional suatu perusahaan. Untuk menjelaskan teori laba maksimal dalam ekonomi mikro, mungkin saja mengabaikan resiko dan ketidakpastian, sebab seringkali perusahaan hanya membandingkan nilai yang diharapkan (expected value) dengan keuntungan rata-rata tertimbang (weighted average profits), namun tidak sedikit pula perusahaan yang tidak memperhatikan tingkat resiko yang akan didapat.
Dalam hal ini, tentunya perlu dibuktikan untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan, apakah baik atau tidak, dilakukan dengan cara menghitung rasio keuangannya. Rasio keuangan membantu kita untuk mengidentifikasikan kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio tersebut dapat menjelaskan perbandingan data keuangan perusahaan (misalkan dalam 5 tahun terakhir) untuk meneliti arah pergerakannya, atau perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan yang lain.
Dalam perhitungan rasio-rasio keuangan manajemen perusahaan selalu berhubungan dengan laporan keuangan, dimana menjadi tolak ukur atas informasi yang akan didapat. Manajemen juga dapat membaca posisi perusahaan dalam kondisi baik, buruk, atau tetap. Oleh sebab itu manajemen harus dapat mengetahui hal-hal mana yang dapat menjatuhkan kondisi perusahaan, entah itu dari tingkat penjualan, penambahan/pengurangan tenaga kerja, bahkan penambahan/pengurangan modal.

I.2. Perumusan Masalah
• Bagaimana pengaruh perubahan modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan?
• Dampak apa saja yang ditimbulkan perusahaan jika modal kerja bertambah?
• Apakah laba berhubungan dengan penambahan modal kerja?
• Apakah perusahaan yang selalu mendapatkan laba tiap tahunnya itu merupakan perusahaan yang selalu meningkat profitabilitasnya?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengaruh diversifikasi beberapa perusahaan di Indonesia yang kinerja perusahaannya mempengaruhi peningkatan laba perusahaan.

I.4. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbandingan pengaruh diversifikasi beberapa perusahaan di Indonesia yang kinerja perusahaannya mempengaruhi peningkatan profitabilitas perusahaan.
2. Periode sampel dari penelitian ini meliputi pergerakan laporan keuangan perusahaan dalam kurun waktu 4 tahun.

I.5. Metodologi Penelitian

Sampel penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 4 tahun secara berturut turut secara acak (random). Dalam rentan waktu 4 tahun memungkinkan penulis dapat mengetahui pergerakan-pergerakan kondisi kinerja perusahaan terhadap rasio profitabilitasnya. Perolehan data untuk penelitian ini menggunakan data sekunder dari Bursa Efek Indonesia yang laporan keuangan perusahaannya konstan.
Metodologi yang dipergunakan dalam penelitian adalah perbandingan unsur modal kerja tiap perusahaan yang dibandingkan dengan perusahaan lainnya pada tiap tahunnya, diantaranya : penggunaan metode apa saja yang dipakai, perhitungan beberapa rasio profitability, kecocokkan unsur modal kerja dengan analisa rasio, dll.

I.6. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini akan terdiri dari lima bab utama, diantaranya :

Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori
Bab ini akan berisikan tinjauan literatur mengenai teori-teori dan konsep-konsep tentang studi-studi literatur yang meneliti pengaruh diversifikasi terhadap imbal hasil dan risikonya, sehingga berpengaruh terhadap kinerja jangka panjangnya.

Bab III : Metodologi Penelitian
Bab ini berisikan mengenai data dan metode yang digunakan dalam pengolahan data serta metode untuk mengetahui pengaruh diversifikasi yang dilakukan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap kinerja jangka panjangnya.

Bab IV : Analisis dan Pembahasan Penelitian
Bab ini berisikan analisis dari penelitian yang dilakukan dan juga akan dijelaskan bagaimana temuan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut.

Bab V : Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan atas hasil penelitian serta saran-saran yang terkait dengan penelitian ini sehingga diharapkan dapat berguna untuk penelitian selanjutnya.

I.7. Studi Literatur

Keown, A.J, Martin, J.D, Petty, J.W, Scott, J.R. 2002. Financial Management: Principles and Application 9th edition.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. Yogyakarta : BPFE

Munawir, S. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta

Margaretha, Farah, Nina Adriani. 2008. Pengaruh Working Capital, Fixed Financial Asset, Financial Debt, dan Firm Size terhadap Profitabilitas. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik. Vol.3 No.1 Januari 2008.

Alwi, Syafarudin, Bambang Riyanto. Manajemen Modal Kerja. Materi Kuliah Manajemen Keuangan Universitas Gunadarma.

Wild, John J, K.R Subramanyam, Robert F.Halsey. 2005. Financial Statement Analysis 8th edition.

Siburian, Novaria. 2006. Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Terhadap Laba Usaha Pada PT. Kimia Farma, Tbk. Skripsi Fakultas Ekonomi Gunadarma.

Kurniaty, Ayu. 2008. Pengaruh Diversifikasi yang Dilakukan Perbankan di Indonesia terhadap Kinerja Jangka Panjang dan Risikonya. Skripsi Departemen Manajemen FE UI.

Pramesti, Annisa, Antoniasty EPS, Dhika Ariyadi. 2009. Pengaruh Perubahan Arus Kas terhadap Harga Saham Emiten dalam LQ-45 periode 2003-2007. Tugas Akhir Metode Penelitian Akuntansi.




BAB II
LANDASAN TEORI


II.1. Definisi Modal Kerja

Modal kerja adalah modal bersih yang merupakan selisih lebih antara aktiva lancar dengan Kewajiban lancar, untuk membiayai kegiatan usaha.
Menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland, Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan Kewajiban lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, suratsurat berharga, piutang dan persediaan dikurangi Kewajiban lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar.
Menurut S.Munawir, suatu analisa terhadap sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi penganalisa intern maupun ekstern, disamping masalah modal kerja ini erat hubungannya dengan operasi perusahaan sehari hari juga menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama kreditur jangka pendek.
Mengelola aktiva lancar dan Kewajiban lancar agar terjamin jumlah net modal kerja yang layak diterima (acceptable) yang menjamin tingkat likuiditas badan usaha.

Konsep dasar dari modal kerja, yaitu:
Modal kerja = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar

• Modal kerja = modal kerja bruto = aktiva tetap
• Rasio modal kerja = Rasio lancar
• Rasio cepat (Quick or acid test ratio)

Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah kas, surat-surat berharga, piutang, inventori, dll. Sedangkan yang termasuk dalam kewajiban lancar adalah hutang usaha, hutang lain-lain pihak ketiga, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dll.
Adapun tentang kelemahan dari modal kerja adalah kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahaan. Hal ini menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu menggunakan modal kerja secara efisien. Jika modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga.
Sedangkan kebaikan modal kerja adalah melindungi kemungkinan terjadinya krisis keuangan guna membenahi modal kerja yang diperlukan, merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana keuangan di dalam jangka pendek, dan menilai kecepatan perputaran modal kerja dalam arti yang menyeluruh.

II.2 Konsep Modal Kerja

Berdasarkan pengertian pokok modal kerja (Working Capital) terdiri atas 2 macam, yaitu :
1. Gross Working Capital
Adalah keseluruhan dari aktiva lancer.
2. Net Working Capital
Adalah selisih antara aktiva lancer dikurangi kewajiban lancer.

Namun menurut Bambang Riyanto (2001 : 57-58), Pengertian modal kerja (working capital) dapat dibagi atas 3 konsep, yaitu kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
Konsep kuantitatif sering disebut sebagai gross working capital, karena menggambarkan keseluruhan jumlah dari aktiva lancar, dimana aktiva lancar ini sekali berputar dapat kembali ke bentuk semula dalam jangka waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).
Konsep kualitatif atau net working capital adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar, atau merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menunggu likuiditas, merupakan kelebihan aktiva lancer diatas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital).
Konsep Fungsional merupakan konsep yang lebih menitik beratkan fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan dari usaha pokok perusahaan dan menghasilkan pendapatan pada periode akuntansi dan periode masa depan.

II.3 Jenis Modal Kerja

Jenis jenis modal kerja menurut Bambang Riyanto (2001 : 60)
A. Modal Kerja Permanen
yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Modal kerja permanent dapat dibedakan dalam:
1. Modal Kerja Primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
2. Modal Kerja Normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
B. Modal Kerja Variabel
yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
Modal kerja variable dibedakan dalam:
1. Modal Kerja Musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
2. Modal Kerja Siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konyungtur.
3. Modal Kerja Darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya, misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak.

II.4 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Pada dasarnya modal kerja itu terdiri dua bagian pokok (S.Munawir 2001 : 119), yaitu :
1. Bagian yang tetap atau bagian yang permanent yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancer tanpa kesulitan keuangan
2. Jumlah modal kerja yang variable yang jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan di luar aktivitas yang biasa.

Kebutuhan modal kerja yang permanent seharusnya atau sebaliknya dibiayai oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah modal kerja yang dibiayai atau yang berasal dari investasi pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit, dan semakin besar jaminan bagi kreditor jangka pendek.
Disamping dari investasi para pemilik perusahaan, kebutuhan modal kerja yang permanent dapat pula dibiayai dari penjualan obligasi atas jenis hutang jangka panjang lainnya, tetapi dalam hal ini perusahaan harus mempertimbangkan jatuh tempo dari hutang jangka panjang ini di samping juga harus mempertimbangkan beban bunga yang harus dibayar oleh perusahaan.
Pada umunya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari :
a. Hasil operasi perusahaan
merupakan jumlah net income yang tampak dalam laporan perhitungan laba rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan, yang dapat dihitung dengan menganalisa laporan perhitungan rugi laba perusahaan tersebut.
b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek)
surat berharga jangka pendek yang merupakan salah satu elemen aktiva lancer yang segera dapat dijual yang akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan penjualan ini menyebabkan perubahan unsur modal kerja, yaitu bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas.
c. Penjualan aktiva tidak lancar
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancer lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut.
d. Penjualan saham atau obligasi
Perusahaan dapat mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, atau mengeluarkan obligasi atau benuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya.

Dari keempat sumber modal kerja tersebut juga dapat diperoleh dari pinjaman/kredit dari bank, pinjaman-pinjaman jangka pendek lainnya, serta hutang dagang yang diperoleh dari para penjual (supplier).
Modal kerja akan bertambah apabila aktiva lancer bertambah yang diimbangi atau dibarengi dengan perubahan dalam sector atau pos tidak lancer.
Penggunaan atau pemakaian modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancer yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancer tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya penggunaan aktiva lancer untuk melunasi atau membayar hutang lancer, maka penggunaan aktiva lancer initidak mengakibatkan penurunan jumlah modal kerja karena penurunan aktiva lancer tersebut diikuti atau diimbangi dengan penurunan hutang lancer dalam jumlah yang sama.
Penggunaan-penggunaan aktiva lancer yang mengakibatkan turunnya modal kerja , yaitu:
a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplies kantor dan pembayaran biaya-biaya lainnya.
b. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat berharga atau efek, maupun kerugian yang insidentil lainnya.
c. Adanya pembentukan dana atau pemisaha aktiva lancer untuk tujuan tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya Dana Pelunasan Obligasi, Dana Pensiun Pegawai, Dan Expansi ataupun dana-dana lainnya.
d. Adanya pembelian atau penambahan aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancer lainnya.
e. Pembayaran hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik, hutang obligasi, hutang jangka panjang lainnya serta penarikan kembali saham perusahaan yang beredar
f. Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik untuk kepentingan pribadi (prive) atau pengambilan keuntungan pada perusahaan perseorangan dan persekutuan atau pembayaran deviden dalam perseroan terbatas.

II.5 Analisis Rasio Modal Kerja

Current Ratio (Rasio Lancar) = Aktiva Lancar / Hutang Lancar

Cash Ratio (Rasio Kas) = (Kas + Efek) / Hutang Lancar

Quick Acid Test Ratio = (Kas + Efek + Piutang) / Hutang Lancar

Working Capital to Total Asset Ratio = (Aktiva Lancar – Hutang Lancar) / Jumlah Aktiva

II.6. Definisi Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998: 130).

Analisis Profitabilitas merupakan analisis dalam laporan keuangan yang penting karena berhubungan dengan tingkat laba, besarnya penjualan, harga pokok penjualan, serta beban operasi dan beban non operasi, untuk menilai sumber, daya tahan(persistence), pengukuran, dan hubungan ekonomi utamanya. Penilaian ini memungkinkan untuk membedakan kinerja yang terkait dengan keputusan operasi dan kinerja yang terkait dengan keputusan pendanaan dan investasi.
Analisis profitabilitas perusahaan termasuk bagian yang penting dari analisis laporan keuangan. Seluruh laporan keuangan dapat digunakan untuk analisis profitabilitas, namun yang paling penting adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi melaporkan hasil operasi perusahaan selama satu periode. Tujuan utama perusahaan adalah hasil operasi, yang memiliki peran penting dalam menentukan nilai, solvabilitas, dan likuiditas perusahaan.
Salah satu hubungan antara modal kerja dengan profitabilitas adalah pertumbuhan penjualan, karena mempunyai hubungan yang erat dan langsung dengan investasi dalam bentuk aktiva lancar. Pengelolaan modal kerja juga menyangkut administrasi aktiva lancer dan kewajiban lancer.

II.7. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya dan hipotesis

II.7.1. Pengaruh perubahan modal kerja terhadap profitabilitas

Pengaruhnya modal kerja terhadap profitabilitas, merupakan unsur yang saling terkait namun tidak berhubungan secara langsung, karena bila didefinisikan, modal kerja adalah pengurang antara Current Asset – Current Liability. Bila hal itu dihubungkan maka kaitannya dihubungkan dengan Aktiva Lancar, dimana bila terjadi pemanfaatan secara efisien modal kerja maka akan terjadi laba yang biasanya terletak disisi kas.

Hipotesis 1 : Kenaikan Modal Kerja berpengaruh terhadap Profitabilitas

II.3.2. Dampak yang ditimbulkan jika Modal Kerja bertambah

Jika dilihat dari kenaikan modal kerja, jelas hal ini menguntungkan bagi perusahaan, sebab kenaikan modal kerja ditiap tahunnya akan berlangsung positif bagi kelangsungan operasional perusahaan dan baik untuk pergerakan trennya.

Hipotesis 2 : Penambahan modal kerja berdampak positif bagi perusahaan

II.3.3. Modal kerja berhubungan dengan penambahan Profitabilitas

Hal yang berkaitan dengan penambahan modal kerja, salah satunya adalah laba, karena walaupun tidak berhubungan secara langsung tetapi terdapat hubungan antara pendapatan dengan piutang usaha. Hubungan keduanya secara korelasi haruslah positif, karena jika terjadi kenaikan perubahan persentase pendapatan maka hendaknya kenaikan perubahan persentase piutang usaha juga akan meningkat. Namun jika tidak terjadi korelasi positif maka hal tersebut harus dianalisi lebih lanjut.

Hipotesis 3 : Modal kerja berhubungan dengan penambahan Profitabilitas



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


III.1. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder, yakni data dari 4 perusahaan consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, adalah sebagai berikut :
1. Pelaporan keuangan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember tahun 2004, 2005, 2006, 2007, yang diperoleh dari publikasi website BEI.
2. Laba bersih perusahaan-perusahaan pada periode pengamatan yang diperoleh dari publikasi website BEI

III.2. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini ialah perusahaan-perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari seluruh perusahaan yang ada, sampel yang digunakan adalah 4 perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods, diantaranya : PT. Alfa Retailindo Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Unilever Indonesia Tbk dan PT. Mandom Indonesia Tbk.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah purposive sampling, dimana terdapat kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang ada di dalam populasi untuk dijadikan sebagai sampel. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Terdaftar dalam listing perusahaan di Bursa Efek Indonesia sejak akhir tahun 2004 sampai 2007.
2. Mengeliminasi perusahaan yang tidak termasuk dalam kategori perusahaan-perusahaan consumer goods.


III.3. Operasionalisasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah unsur-unsur dalam laporan neraca dan laba rugi perusahaan, yaitu Modal kerja dan Profitabilitas.
Pengambilan variabel untuk Modal kerja adalah rasio-rasio pada rasio modal kerja. Sedangkan pengambilan sampel untuk Profitabilitas (ROA) adalah Laba Bersih dibagi Total Aktiva.

Current Ratio (Rasio Lancar) = Aktiva Lancar / Hutang Lancar

Cash Ratio (Rasio Kas) = (Kas + Efek) / Hutang Lancar

Quick Acid Test Ratio = (Kas + Efek + Piutang) / Hutang Lancar

Working Capital to Total Asset Ratio = (Aktiva Lancar – Hutang Lancar) / Jumlah Aktiva

ROA = Laba Bersih / Total Aktiva

Variabel-variabel yang diambil pada tiap perusahaan di tiap tahunnya akan diuji seberapa pengaruh penambahan modal kerja terhadap profitabilitas dalam suatu pengujian hipotesis.
Didalam pengujian hipotesis tersebut, selain diuji besarnya pengaruh perubahan modal kerja yang merupakan salah satu sebab dimana terjadinya perubahan pada profitabilitas, akan dianalisis juga dampak perubahan modal kerja tiap tahunnya dari sebab lainnya yang sangat berpengaruh.
Penelitian ini melibatkan studi regresi, yaitu studi untuk mempelajari bagaimana hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel bebas yang mempengaruhi variabel tergantung/ tak bebas. Variabel bebas disebut variabel independent, sedangkan variabel tergantung/ tak bebas disebut variabel dependent. Karena studi regresi ini dilakukan pada keadaan apa adanya, maka data dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak dimanipulasi sama sekali.
Penelitian ini menguji tentang pengaruh penambahan modal kerja perusahaan terhadap profitabilitas pada 4 perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam rentan waktu 4 tahun. Perusahaan dapat meningkatkan kegiatan operasional perusahaan dari hasil operasi perusahaan, keuntungan dari penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva tidak lancer dan penjualan saham atau obligasi, sebab hal ini akan mempengaruhi penambahan pada sisi aktiva dan pemasukan kas di neraca.

III.4. Metode Pengujian Hipotesis dan Pengukuran Variabel

Secara logika apabila modal kerja bertambah, maka profitabilitas (ROA) akan bertambah pula, maka dapat dibentuk rumus :

X ↑ = Y ↑

Keterangan : X = Modal Kerja
Y = Profitabilitas (ROA)

Suatu kondisi saat X meningkat, terjadi apabila terdapat selisih lebih antara aktiva lancar dengan utang lancer, yang disebabkan karena kas meningkat.
Metodologi pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi ini merupakan proses untuk mengestimasi hubungan fungsional antar variabel dan juga berfungsi untuk melihat signifikansi hubungan variabel-variabel tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode regresi linear sederhana dengan bentuk sebagai berikut:

Y = a + bX1 + e

Keterangan: Y = variabel dependen = Profitabilitas (ROA)
a = intercept
b = slope
X1 = variabel independen = Modal Kerja
e = error terms

Dalam melakukan regresi linear sederhana akan dilakukan pengujian sebagai berikut:
1. Koefisien Determinasi (R-squared)
Koefisien Determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Semakin besar nilai suatu koefisien, berarti semakin kuat suatu variabel independen mempengaruhi variabel dependennya. Koefisien determinasi ini menggambarkan goodness of fit suatu garis regresi, sehingga semakin tinggi nilai R squared atau semakin mendekati satu, semakin presisi garis regresi yang digunakan dalam pendekatan. Hal tersebut terjadi karena koordinat-koordinat yang membentuk garis regresi berada tidak jauh dari garis sebenarnya. Nilai R squared ini menggambarkan seberapa banyak varian dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh set of predictors (variabel independen).
2. F-test
F-test merupakan alat untuk menguji signifikansi model regresi secara keseluruhan. Semakin tinggi nilai F, maka model regresi tersebut semakin signifikan atau dapat dikatakan variabel-variabel independen semakin berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
3. Nilai t-test masing-masing koefisien dari persamaan regresi
Uji t-test merupakan alat untuk menguji signifikansi variabel. Sehingga, untuk mengetahui apakah variabel X signifikan dalam memperngaruhi variabel Y dilakukanlah pengujian ini. Jika nilai t-test yang dihasilkan semakin tinggi, berarti keakuratan nilai koefisien tersebut semakin besar.

Komentar Penulis :

Pada penelitian ini, penulis menyajikan penulisan skripsi yang pada umumnya, yaitu membandingkan variabel yang satu dengan variable yang lain. Penulis ingin menguji suatu data pada perusahaan dengan metode hipotesis. Dengan metode hipotesis ini maka penulis akan mendapatkan suatu kesimpulan dari suatu penelitian. Adapun pengujian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode korelasi, yaitu membandingkan hubungan antara modal kerja dengan profitabilitas.

Jenis analisis penelitian ini merupakan jenis analisis murni, karena hanya menguji beberapa data perusahaan yang diperoleh untuk mengetahui hasil dari suatu penelitian. Analisis ini hanya digunakan untuk pembuktian terhadap suatu sample, bukan sebagai analisis terapan. Penelitian ini diharapkan untuk mencari pengetahuan untuk diri sendiri dan juga orang lain.

Pada penelitian ini, penulis menjabarkan suatu penulisan riset dengan metode deskriptif. Metode deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan penjabaran tentang data-data yang telah terjadi atau sedang berlangsung. Metode deskriptif terdiri dari macam-macam jenis riset dan salah satunya yang berhubungan dengan penelitian ini adalah riset korelasi, yaitu suatu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variable yang berbeda dalam suatu populasi.

Riset korelasi ini ingin membuktikan seberapa besar kontribusi variable independen terhadap variable dependen. Pada penelitian ini, variable independen (variable bebas) adalah modal kerja dan variable dependen (variable terikat) adalah profitabilitas. Pengaruh hubungan korelasi pada beberapa perusahaan pasti berbeda, oleh karena itu penulis akan membuktikan seberapa besarnya hubungan korelasi tersebut. IDFAN UTAMA - 28208001

2 komentar:

  1. abstrakny mana?n alasan menggunakan variabel working capital to total assets? n da ga? penelitian yang lain yang meneliti tenteng modal kerja tetapi menggunakan variabel working capital to total assets

    BalasHapus
  2. terimakasih postingannya, sangat membantu saya, :)

    BalasHapus